Halaman

Jumat, Maret 19, 2010

Varietas Padi Terbaru

Varietas unggul merupakan salah satu komponen paket teknologi budidaya padi yang secara nyata dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Pada tahun 2008 Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah melepas 6

Varietas unggul merupakan salah satu komponen paket teknologi budidaya padi yang secara nyata dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Pada tahun 2008 Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah melepas 6
varietas INPARI (INPARI 1-6), dan 3 Varietas INPARA (INPARA 1-3).


Deskripsi varietas-varietas baru tanaman padi tersebut adalah:


  1. Inbrida Padi Irigasi (INPARI)

  2. Inbrida Padi Irigasi, atau lebih dikenal dengan INPARI adalah, Varietas-varietas unggul bari padi sawah yang cocok ditanam di lahan sawah irigasi.




  1. INPARI 1

  2. Varietas ini dilepas berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 952/Kpts/SR.120/7/2008 Tanggal 17 Juli 2008. Ciri-ciri varietas ini bentuk tanaman tegak, dengan tinggi tanaman 93 cm, jumlah anakan produktif mencapai 16 anakan, dan tekstur nasi pulen.
    Keunggulan varietas ini adalah ketahanan terhadap wereng batang coklat biotipe 2, serta agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 3, selain itu varietas INPARI 1 mempunyai ketahanan terhadap penyakit Hawar Daun Bakteri, serta
    tahan rebah. Umur tanaman yang relatif pendek (108 hari) adalah keunggulan lain dari varietas ini. Yang paling penting dari suatu varietas unggul adalah potensi produksi yang cukup tinggi, rata-rata produksi varietas INPARI 17,32
    ton/ha Gabah Kering Giling (GKG) serta mempunyai potensi produksi 10 ton/ha GKG.
  3. INPARI 2

  4. Varietas INPARI 2 termasuk golongan cere, dengan umur tanaman 115 hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 85-95 cm, dengan jumlah anakan 15 anakan. Potensi hasil Varietas ini adalah 7,30 ton/ha dengan rata-rata hasil
    5,83 ton/ha. Varietas ini cocok ditanam di ekosistem sawah dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl. Varietas INPARI 2 agak tahan terhadap hama wereng batang coklat, penyakit hawar daun bakteri, penyakit virus tungro. Varietas ini dilepas berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No.
    951/Kpts/SR.120/7/2008 Tanggal 17 Juli 2008.
  5. INPARI 3

  6. Varietas INPARI 3 cocok ditanam pada lahan irigasi dengan ketinggian sampai 600 m dpl. Varietas ini termasuk dalam golongan cere, dengan umur tanaman 110 hari. Potensi hasil varietas yang dilepas berdasarkan Keputusan Menteri
    Pertanian No. 953/Kpts/SR.120/7/2008 Tanggal 17 Juli 2008 ini mencapai 7,52 ton/ha dengan rata-rata hasil 6,05 ton/ha. Varietas ini tahan terhadap hama wereng batang coklat dan agak tahan terhadap penyakit Hawar daun bakteri,
    dan penyakit virus tungro inokulum variasi 073, 013 dan 031.
  7. INPARI 4

  8. Tidak begitu berbeda dengan Varietas INPARllainnya, INPARI4 juga memiliki ketahanan terhadap ham a . wereng batang coklat, dan agak tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri, serta agak tahan penyakit virus tungro inokulum
    varian 073 dan 031. Potensi hasil 8,80 ton/ha dengan rata-rata hasil 6,04 ton/ha. Varietas ini termasuk dalam golongan cere dengan umur tanaman 115 hari, tinggi tanaman 95-105 cm, dan 16 jumlah anakan. Varietas INPARI4
    dilepas berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 954/Kpts/SR.120/7/2008 Tanggal 17Juli 2008.
  9. INPARI 5 MERAWU

  10. Varietas INPARI 5 dilepas berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 955/Kpts/SR.120/7/2008 tanggal 17 Juli 2008. Varietas ini termasuk golongan cere, dengan umur tanaman 115 hari, tinggi tanaman 100-105 cm, dan jumlah
    anakan 15 anakan. Varietas INPARI 5 agak rentan terhadap hama wereng batang coklat Biotipe I, 2, dan 3, tetapi varietas ini agak tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri, dan penyakit virus tungro inokulum varian 073 dan
    031. Padaumumnya varietas . INPARI 5 cocok ditanam pad a lahan irigasi dengan ketinggian sampai dengan 600 m dpl.
  11. IN PARI 6 JETE

  12. Termasuk golongan cere indica dengan umur tanaman 118 hari, tinggi tanaman 100 cm, jumlah anakan 15 batang. INPARI 6 memiliki tekstur nasi sangat pulen dengan kadar amilosa 18 %. Potensi produksi varietas INPARI 6 produktivitas 8,60 ton/ha GKG; 12 ton/ ha GKG. Varietas ini tahan rebah, serta tahan terhadap hama wereng batang coklat biotipe 2 dan 3 serta tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain III, IV dan strain VIII. Varietas INPARI 6 JETE diiepas berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 956/ Kpts/SR.120/7/2008 Tanggal 17 Juli 2008.
    Inbrida Padi Rawa (IN PARA) Inbrida Padi Rawa adalah varietas-varietas unggul padi yang baik dibudidayakan pada kondisi lahan rawa, tahan terhadap rendaman, serta daya adaptasi pada kondisi lahan masam.


  1. INPARA I

  2. Varietas INPARA I termasuk dalam golongan Cere Indica, dengan umur tanaman 131 hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman III cm, jmlah anakan produktif varietas INPARA I dapat mencapa 18 anakan. Apabila ditanam pada kondisi lahan rawa lebak rata-rata hasil dapat mencapai 5,65 ton/ha, sedangkan apabila ditanam pada kondisi lahan rawa pasang surut rata-rata hasllnya lebih rendah yaitu 4,45 ton/ha. Varietas INPARA I memiliki potensi
    hasil cukup tinggi yaitu 6,47 ton/ha. lahan rawa, baik rawa lebak maupun rawa pasang surut umumnya mengandung Fe dan AI cukup tinggi, kedua unsur ini apabila dalam kondisi banyak dapat menyebabkan keracunan pada tanaman.
    Varietas IN PARA I memiliki toleransi keracunan Fe dan AI serta agak tahan terhadap serangan wereng batang coklat Biotipe I dan 2, serta tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri dan bias. Varietas ini cocok ditanam di daerah
    rawa lebak dan rawa pasang surut. Varietas INPARA I dilepas berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor.
    957/ Kpts/SR.120/7/2008 Tanggal 17 Juli 2008.
  3. INPARA 2

  4. INPARA 2 merupakan varietas yang termasuk dalam golongan cere indica, varietas ini agak tahan terhadap wereng batang coklat Biotipe 2 serta tahan terhadap hawar daun dan blass, serta memiliki toleransi terhadap keracunan Fe
    dan AI. INPARA 2 baik ditanam pada lahan pasang surut dan lahan rawa lebak. Ciri dari varietas ini adalah umur tanaman 128 hari, bentuk tanaman tegak, ketahanan terhadap rebah sedang, tinggi tanaman 103 cm dengan jumlah
    anakan produktif mancapai 16 batang. Potensi hasil INPARA 2 mencapai 6,08 ton/ha dengan rata-rata hasil pada lahan rawa lebak 5,49 ton/ha, dan pada lahan rawa pasang surut 4,82 ton/ha. Varietas INPARA 2 dilepas berdasarkan
    Keputusan Menteri Pertanian Nomor. 958/Kpts/SR.120/7!2008 tanggal 17Juli 2008.
  5. INPARA 3

  6. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor. 960/Kpts/SR.120/7I2008 Tanggal 17 Juli 2008 Varietas INPARA 3 dilepas. INPARA 3 agak toleran rendaman selama 6 hari pada fase vegetatif, agak toleran keracunan Fe dan AI,
    baik ditanam di daerah rawa lebak, rawa pasang surut potensial dan di sawah irigasi yang rawan terhadap banjir. Varietas INPARA 3 termasuk dalam golongan cere indica, tekstur nasi pera, dengan umur tanaman 127 hari, tinggi
    tanaman 108 cm, bentuk tanaman tegak, dengan jumlah anakan produktif 17
    anakan. Potensi hasil lNPARA 3 mancapai 5,6 ton/ha, dengan rata-rata hasil 4,6 ton/ ha GKG.

Peran Penyuluh Pertanian di Lapangan
Berkaitan dengan telah dilepaskannya varietas baru tersebut, maka penyuluh pertanian perlu mencari tahu, mencoba, dan menginformasikan kepada petani varietas-varietas yang cocok dan menguntungkan di wilayah kerjanya.
Ume Humaedah, SP., M.Si

Penulis dari BBP2TP
Dimuat dalam Tabloid Sinar Tani, 10 Juni 2009

Sumber : http://www.litbang.deptan.go.id/artikel/one/241/
Read More..

Sabtu, Maret 06, 2010

Deptan Siapkan 5.606 THL Penyuluh Jadi CPNS

Deptan Siapkan 5.606 THL Penyuluh Jadi CPNS
[Ekonomi dan Keuangan]

Deptan Siapkan 5.606 THL Penyuluh Jadi CPNS

Jakarta, Pelita
Sebanyak 5.606 tenaga harian lepas- tenaga bantuan penyuluh pertanian (THL-TBPP) yang masa kontraknya sudah habis akan menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) di seluruh Indonesia.
Pemerintah akan mengusulkan 5.606 THL-TBPP yang masa kontraknya sudah habis untuk menjadi calon pegawai negeri sipil di kabupaten/kota di seluruh Indonesia, apabila mereka memenuhi syarat sebagai CPNS, kata Kepala Badan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian Departemen Pertanian (Deptan), Ato Suprapto, pada acara temu koordinasi kehumasan, di Jakarta, Rabu (10/6).
Menteri Pertanian, kata dia, akan mengirim surat ke Bupati dan Walikota di seluruh Indonesia, dan meminta mereka menginventarisir jumlah THL yang ada di daerahnya untuk mengetahui berapa jumlah THL tersebut.
Dari inventarisasi tersebut akan diketahui berapa jumlah THL yang memenuhi syarat untuk diusulkan menjadi CPNS, ujarnya.
Ato mengatakan bagi mereka yang umurnya dibawah 35 tahun akan dimintakan formasinya untuk diajukan ke Menter Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan), sementara bagi yang umurnya diatas 35 tahun akan dicarikan solusi lain.
Kami (deptan, Red) sudah mengirim surat ke Menpan sebanyak dua kali dan juga sudah diadakan pertemuan, dan mendapat jawaban dari Menpan, karena sekarang sudah berada di era otonomi daerah maka formasi itu harus diusulkan oleh Bupati/Walikota. Mudah mudahan hari ini surat itu sudah kami kirim, katanya.
Dalam surat itu, Menteri Pertanian meminta kepada Bupati/Walikota untuk menginventarisasi tenaga THL yang ada di wilayahnya.
Setelah itu mereka diminta untuk mengusulkan formasi CPNS untuk THL yang ada diwilayahnya, lalu mereka segera mengirim surat ke Menpan untuk meminta usulan formasi itu.
Sesuai data nasional THL yang diangkat tahun 2007, sebanyak 5.606 orang dan dari jumlah tersebut akan diinventarisasi berapa jumlah yang bisa ikut CPNS dan yang akan dicarikan kerja lain, seperti akan dikirim ke Afrika untuk menjadi tenaga penyuluh. (cr-1)

dikutip dari Harian Umum PELITA,

Read More..

Kamis, Februari 25, 2010

PUPUK BOKHASI

PUPUK BOKHASI FERMENTASI EM-4 (EFEKTIVE MIKROORGANISMS)
Prof Dr. Teruo Higa memperkenalkan konsep EM atau Efektive Mikroorganisms pada praktek
pertanian alami tersebut. Teknologi EM ini telah dikembangkan dan digunakan untuk
memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menyebabkan penyakit, dan
memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman. Pada pembuatan bokashi
sebagai salah satu pupuk organik, bahan EM meningkatkan pengaruh pupuk tersebut terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman.

PUPUK BOKHASI FERMENTASI EM-4 (EFEKTIVE MIKROORGANISMS)



I. PENDAHULUAN


Pembangunan pertanian secara alami yang ramah lingkungan saat ini banyak dilakukan
untuk menghasilkan bahan makanan yang aman, serta bebas dari bahan-bahan kimia yang
berbahaya dan beracun. Pembangunan pertanian alami ini semula hanya menerapkan sistem
pertanian organik, tetapi ternyata hasilnya hanya sedikit. Dalam tahun 1980-an,
Prof Dr. Teruo Higa memperkenalkan konsep EM atau Efektive Mikroorganisms pada praktek
pertanian alami tersebut. Teknologi EM ini telah dikembangkan dan digunakan untuk
memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menyebabkan penyakit, dan
memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman. Pada pembuatan bokashi
sebagai salah satu pupuk organik, bahan EM meningkatkan pengaruh pupuk tersebut terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman.


Effective Microorganisms atau yang sering di sebut EM-4 adalah campuran mikroorganisme
yang bermanfaat untuk meningkatkan keanekaragaman mikroba dari tanah maupun tanaman, serta
berfungsi untuk meningkatkan kesehatan tanah, pertumbuhan dan produksi tanaman. Beberapa jenis
mikroorganisme yang tergabung di dalam EM-4 tersebut di antaranya :


a)Lactobacillus sp. Bakteri penghasilan asam laktat.


b)Actinomycetes


c)Streptomycetes


d)Bakteri Ragi


e)Bakteri Foto Syntetik


Beberapa pengaruh EM-4 yang menguntungkan dalam pupuk bokashi tersebut adalah sebagai berikut:
-memperbaiki perkecambahan bunga, buah, dan kematangan hasil tanaman
-memperbaiki lingkungan fisik, kimia, dan biologi tanah serta menekan pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah
-meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman
-menjamin perkecambahan dan pertumbuhan tanaman yang lebih baik
-meningkatkan manfaat bahan organik sebagai pupuk
Berdasarkan kenyataan di lapangan, persediaan bahan organik pada lahan pertanian sedikit demi sedikit
semakin berkurang. Jika hal tersebut tidak ditambah dan segera diperbaiki oleh petani maka penurunan
produksi akan terjadi pada tanaman-tanaman pertanian, seperti padi, palawija dan sayuran. Selain itu
pengembangan penggunaan pupuk bokashi dilatarbelakangi dengan kondisi petani yang masih memiliki ketergantungan
sangat tinggi terhadap produk-produk kimia. Selanjutnya merupakan upaya untuk menciptakan kemandirian petani.



II. PUPUK BOKASHI


Untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman pangan,
sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani. Tekhnologi tersebut
dituntut ramah lingkungan dan dapat menfaatkan seluruh potensi sumberdaya alam yang ada dilingkungan
pertanian, sehingga tidak memutus rantai sistem pertanian. Penggunaan pupuk bokashi EM-4 merupakan
salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada pertanian saat ini. Pupuk bokashi adalah pupuk organik
(dari bahan jerami, pupuk kandang, sampah organik, dll) hasil fermentasi dengan teknologi EM-4 yang dapat
digunakan untuk menyuburkan tanah dan menekan pertumbuhan patogen dalam tanah, sehingga efeknya dapat
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bagi petani yang menuntut pemakaian pupuk yang praktis,
bokashi merupakan pupuk organik yang dapat dibuat dalam beberapa hari dan siap dipakai dalam waktu singkat.
Selain itu pembuatan pupuk bokashi biaya murah, sehingga sangat efektif dan efisien bagi petani padi, palawija,
sayuran, bunga dan buah dalam peningkatan produksi tanaman.



Bahan dan Cara Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang


-Bahan-bahan untuk ukuran 500 kg bokashi :
1.Pupuk kandang = 300 kg

2.Bekatul = 50 kg

3.Jerami = 250 kg

4.Gula yang telah dicairkan/Molase/Tetes= 250 ml

5.EM-4 = 500 ml

6.Arang sekam padi = 100 kg

7.Air secukupnya


-Cara Pembuatannya :

1.Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air

2.Jerami yang sudah dicacah, pupuk kandang, bekatul, dan arang sekam padi, dicampur secara merata

3.Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %

4.Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan susah pecah (megar)

5.Adonan digundukan di atas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm

6.Kemudian ditutup dengan karung goni selama 4-7 hari

7.Pertahankan gundukan adonan 40 - 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik

8.Kemudian tutup kembali dengan karung goni

9.Suhu yang tinggi dapat menyebabkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan
10.Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali

11.Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik



Read More..

Kamis, Juni 18, 2009

Prof. DF TERUO HIGA dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang telah mengadakan dan menekuni penelitiannya untuk mengisolasi dan menyeleksi berbagai jenis mikroorganisme yang mempunyai pengaruh yang menguntungkan bagi tanah dan tanaman maupun bagi kehidupan lainnya. Mikroorganisme tersebut diambil dari dalam tanah. Dia telah menemukan mikroorganisme yang dapat hidup bersama dalam kultur campuran itu diperkenalkan kembali ke dalam lingkungan alamnya, pengaruh-pengaruh yang menguntungkan pada setiap individu mikroorganisme itu secara cepat bertambah dalam aksi yang saling menunjang ( Sinergistik ).
Kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman ini kemudian di sebut dengan nama : EFFECTIVE MICROORGANISME 4 yang disingkat EM4


Prof. DF TERUO HIGA dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang telah mengadakan dan menekuni penelitiannya untuk mengisolasi dan menyeleksi berbagai jenis mikroorganisme yang mempunyai pengaruh yang menguntungkan bagi tanah dan tanaman maupun bagi kehidupan lainnya. Mikroorganisme tersebut diambil dari dalam tanah. Dia telah menemukan mikroorganisme yang dapat hidup bersama dalam kultur campuran itu diperkenalkan kembali ke dalam lingkungan alamnya, pengaruh-pengaruh yang menguntungkan pada setiap individu mikroorganisme itu secara cepat bertambah dalam aksi yang saling menunjang ( Sinergistik ).
Kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman ini kemudian di sebut dengan nama : EFFECTIVE MICROORGANISME 4 yang disingkat EM4. Beberapa jenis mikroorganisme yang tergabung di dalam kultur EM4 tersebut di antaranya :
a)Lactobacillus sp. Bakteri penghasilan asam laktat.
b)Actinomycetes
c)Streptomycetes
d)Bakteri Ragi
e)Bakteri Foto Syntetik
Penambahan bahan-bahan organis (Pupuk Hijau, Pupuk Kandang) ke dalam tanah sangat diperlukan untuk kehidupan mikroorganisme di dalam tanah. Bahan-bahan organik yang masuk dalam tanah difermentasi oleh EM4. hasil fermentasi tersebut berupa gula alcohol, asam laktat, asam amino, dan senyawa – senyawa organic lainnya yang dapat diserap langsung oleh akar tanaman melalui proses osmose. Senyawa-senyawa organic hasil fermentasi mengikat ion-ion yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Ion-ion tersebut berada dalam kondisi stabil sehingga mudah diserap oleh akar tanaman. Pembuatan kompos secara tradisional memerlukan waktu antara 3-4 bulan, sekarang dengan adanya teknologi EM4 pembuatan Bokashi atau kompos hanya dperlukan waktu ± 4-5 hari saja. Kecepatan dalam waktu pembuatan Bokashi sangat penting, karena bahan limbah organic terdapat melimpah, sedang kebutuhan pupuk dari waktu ke waktu meningkat terus. Sedangkan ketersediaan pupuk buatan pabrik disamping harganya cukup mahal, kadang-kadang sulit didapatkan di daerah-daerah. Sebagaimana kompos, Bokashi bersifat ramah lingkungan dan bisa dibuat sendiri oleh petani setiap saat diinginkan dengan berbagai bentuk atau jenis sesuai dengan kebutuhan petani itu sendiri.
Teknologi EM4 sudah dikembangkan dan diaplikasikan di samping pada bidang pertanian tanaman pangan, hortikultura dan juga di sektor kehutanan, peternakan, perikanan dan penanganan limbah organic, menekan serangan hama dan sebagainya. Bagaimana caranya pembuatan Bokashi dengan teknologi sederhana EM4 dan aplikasinya di lapangan diuraikan pada BAB berikutnya.
II.CARA PEMBUATAN BOKASHI
Ada beberapa macam Bokashi yang kita bisa buat dengan bahan-bahan organik yang ada di sekitar kita. Salah satu contoh Bokashi tersebut dengan bahan-bahan sebagai berikut :
A.Bahan Bokashi Kotoran Ternak Ayam
Bahan-bahannya :
1.Kotoran ayam : 2 blek
2.Sekam Padi : 2 blek I. Dicampur secara merata
3.Dedak : 1/10 blek
4.Molase : 2 sendok makan
5.EM4 : 2 sendok makan II. Dicampur secara merata
6.Air : 10 liter (secukupnya)
Jadi : I + II Dicampur secara merata jadi adonan Bokashi

B.Cara Pembuatannya
1.Siapkan kotoran ayam yang diperlukan.
2.Campurkan kotoran ayam, sekam padi yang telah ditentukan.
3.Larutkan EM4 dan Molase / gula pasir ke dalam air yang telah ditentukan / disiapkan.
4.Siramkan larutan EM4 pada campuran tersebut No. 2 aduk-aduk sampai basahnya merata betul.
5.Taburkan dedak halus pada campuran No.4 di atas sedikit demi sedikit dan aduk sampai merata, kalau campuran tadi dirasa terlalu kering tambahkan air sisa campuran No. 3 secara merata sampai kandungan airnya ± 30 % atau adonan dikepal dengan tangan air tidak keluar dari adonan dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan akan mekar kembali.
6.Adonan digundukkan di atas tanah yang kering dan dialasi dengan tikar anyaman bamboo, goni atau alas dari bahan organic yang lainnya atau bisa juga di atas ubin yang kering. Tinggi gundukkan antara 15-20 cm dan bisa melebar dan memanjang sesuai dengan banyaknya adonan yang dibuat kemudian ditutup rapat dan rata dengan karung goni atau bahan lainnya.
III. PENGGUNAAN BOKASHI

A.Sebagai Baku Dasar
Tahap awal bajak tanah seluruhnya dan kemudian taburkan Bokashi ± 200 gr untuk setiap m2 atau 2 ton per hektar dan bagi tanah yang kurang subur dosisnya dapat ditambah, begitu juga sebaliknya apabila tanah subur dapat dikurangi ( disesuaikan kondisi tanah agar bercampur dengan tanah maka bajaklah sekali lagi satu minggu sebelum bibit ditanam.
B.Sebagai Tanaman Semusim
Dikombinasikan dengan penyiraman atau penyemprotan dengan larutan EM4 dengan dosis 2 – 5 cc per 1000 cc atau 8 liter EM4 untuk setiap hektar tanah untuk setiap musim tanam, dengan selang waktu penyiraman / penyemprotan setiap 2 minggu sekali.
C.Sebagai Muka
Bokashi jerami ini baik dipakai sebagai mulsa, sebarkan merata di atas tanah di sekeliling tanaman sehingga tanah tertutup, siramkan setiap bulan 2 kali larutan EM 4 dengan dosis 2 – 5 cc perliter air penyiraman atau dapat juga disemprotkan dengan sprayer.
IV.PENUTUP
Pengelolaan hutan dan tanah secara lestari telah merupakan tekad kita bersama sehingga semua pihak terkait perlu melaksanakan peranannya agar pengelolaan hutan, tanah secara lestari tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu berbagai para peserta pelatihan peningkatan sumber daya manusia di bidang lingkungan hidup dapat berperan aktif dalam mengaplikasikan cara-cara penggunaan EM4 perlu dilatihkan pada masyarakat dan petani. Oleh karena itu tulisan ini disusun untuk dapat dipergunakan sebagai petunjuk dalam membuat Bokashi dan cara-cara pemakainnya di bidang usaha tani (hutan) dalam arti luas untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Dengan demikian diharapkan program penggunaan Bokashi dapat dimasyarakatkan dengan baik, yang berarti kesejahteraan masyarakat meningkat dan kelestarian hutan dan tanah tetap terjamin.

DAFTAR PUSTAKA

1.An Eart Saving Revolution
Oleh : Prof. DR. Terno Higa
Terjemahan : Anja Kamal
Edisi : Ke II Tahun 1996
2.Tanya Jawab Teknologi, Effective Mikroorganisme
Oleh : Gede Ngurah Widana
Surandi K. Riyatmo
Terbitan : Koperasi Karyawan Dep. Kehutanan
Jakarta 1996
BAHAN YANG DIPERLUKAN
DALAM PRAKTEK PEMBUATAN BOKASHI

No. Jenis Barang Jumlah Harga Keterangan
1.EM4 1 / 2 sendok makan
2.Termometer 1 bh
3.Malose 1 / 2 sendok makan
4.Kotoran Ayam 2 Blek
5.Sekam Padi 2 Blek
6.Dedak Padi 5 Kg
7.Ember 1 bh
8.Air Bersih 10 liter
9.Gembor 1 bh
10. Karung Goni 2 bh
Jumlah


BOKASHI JERAMI PADI
I.BAHAN :
Jerami : 20 Bagian
Sekam : 20 Bagian
Dedak : 1 Bagian
Malose : 5 Sendok makan
EM4 : 5 Sendok makan
Air : 20 liter (secukupnya)

BOKASHI PUPUK KANDANG + SEKAM
II.BAHAN :
Pupuk kandang : 20 Bagian
Sekam : 10 Bagian
Dedak : 10 Bagian
Malose : 10 Sendok makan
EM4 : 10 sendok makan
Air : Secukupnya

BOKASHI PUPUK KANDANG ARANG

III. BAHAN
Pupuk Kandang : 20 Bagian
Dedak : 10 Bagian

Arang sekam / arang serbuk
Gergaji : 10 Bagian
Malose : 10 Sendok makan
EM4 : 10 Sendok makan
Air : Secukupnya
BOKASHI PUPUK KANDANG DAN TANAH

IV.BAHAN
Tanah : 4 Bagian
Pupk Kandang : 2 Bagian
Arang Sekam : 2 Bagian ]
Dedak : 2 Bagian
Malose : 5 Sendok makan
EM4 : 5 Sendok makan
Air : Secukupnya


BOKASHI SUPER JERAMI

V.BAHAN
Jerami : 2 Blek
SekAm : 2 Blek
Dedak : 1 / 10 Blek
Malose : 2 Sendok makan
EM4 : 2 Sendok makan
Air : 10 liter


BOKASHI SUPER TANAH

VI.BAHAN
Tanah : 2 Blek
Pupuk Kandang : 1 Blek
Arang Sekam : 1 Blek
Dedak : 1 Blek
Malose : 2 Sendok Makan
EM4 : 2 Sendok Makan
Air : 10 liter


BOKASHI PUPUK KANDANG KOTORAN AYAM

VII.BAHAN
Pupuk Kandang :2 Blek (Kotoran ayam )
Sekam : 2 Blek
Dedak : 1 Bek
Malose : 2 Sendok Makan
EM4 : 2 Sendok Makan
Air : 10 liter

BOKASHI EXPRES ( 24 JAM )
VIII.BAHAN
Jerami Kering : 20 Bagian
Bokashi yang sudah jadi : 1 Bagian
Dedak : 1 Bagian
Malose : 5 Sendok makan
EM4 : 20 Sendok makan
Air : Secukupnya

CARA MEMBUAT EM5

BAHAN
Air bersih / Air leri : 1 liter
Malose : 100 cc
EM4 : 100 cc
Asam cuka makan (kadar 5 %) : 100 cc
Alkohol kadar 30 – 40 % : 100 cc

Read More..